05 Maret 2009

Kualikologi, cara mudah memilih caleg

Di dunia ini banyak hal yang serba terbalik. Orang Malang tiap hari ke Surabaya untuk bekerja padahal tidak sedikit orang Surabaya yang wira-wiri ke Malang juga untuk bekerja. Perempuan lebih berani buka aurat dibanding laki-laki, berani pakai celana model laki-laki padahal laki-laki gak berani pakai rok kecuali dalam kasus khusus. Padahal manusia sejagat sepakat laki-laki lebih berani dibanding perempuan. Pejabat yang semestinya melayani rakyat sebagai orang yang membayar gajinya terbalik menjadi orang yang minta dilayani rakyatnya.


Dari berbagai kasus keterbalikan (kualik-bhs. Jawa) ini lahirlah ilmu rekaan yang dinamai kualikologi. Ilmu yang mempelajari terjadinya kondisi terbalik dari sebuah citra (imej) dibanding kenyataan (fakta). Seperti yang pernah ditulis Gunawan Muhammad mengutip Milan Kundera dalam catatan pinggirnya tentang imagologi. Bahwa Kenyataan lebih kuat ketimbang ideologi dan imagologi lebih kuat ketimbang kenyataan.


Kita mengenal peribahasa “tong kosong nyaring bunyinya” maka itulah salah satu aplikasi teori ini. Gampangnya begini, kalau ada orang yang nyata-nyata bilang dirinya pinter entah agar orang lain percaya dia pinter atau ingin mengecilkan kepintaran orang lain. Maka sesungguhnya dia belum pinter. Logikanya, seorang yang memang bener pinter dia tidak akan membutuhkan pengakuan orang lain kalau dia pinter. Karena kebutuhan untuk diakui sebagai orang pinter itu merupakan sebuah kebodohan bagi orang pinter. Lagi pula orang yang ingin dianggap pinter secara implisit sudah mengakui kalau dia belum pinter karena masih ingin diakui. Tips 1 : Orang yang mengaku pinter = belum pinter. Jadi, apa yang anda bayangkan kalau ada orang yang menuliskan namanya besar-besar di pinggir jalan saat dia lulus pasca sarjana ?


Saya punya teman yang dulunya ngotot bilang kalau Gold Quest itu hebat dan bisa bikin orang jadi kaya mendadak. Cukup dengan modal kecil, dalam sebulan jadi dua kali lipat. Dia meyakinkan saya tidak Cuma dengan ucapan tapi membuktikan dengan testimoni teman-teman downline-nya. Tapi karena gak pernah percaya teori Automatic Money Klooning maka saya minta maaf gak ikut. Anda tahu akhirnya ? Teman saya tadi akhirnya menjual semua barang miliknya termasuk mobil untuk nomboki setelah kasusnya dibongkar polisi. Tips 2 : Mau kaya mendadak = nyaris miskin. Penjelasannya begini : dalam bidang bisnis profit margin pasti sangat terbatas karena persaingan. Semua bentuk bisnis tidak bakal bisa mencapai keuntungan yang fantastis. Apalagi transaksi yang tidak konkrit. Jadi kalau anda dapat undangan untuk mengambil hadiah disertai dengan iming-iming : “Tanpa syarat apapun” berarti anda bakal tertipu banyak syarat.


Kalau anda mendengar seseorang yang bilang : “Bukannya aku sombong, .....” hampir bisa dipastikan kalau dia bakal menyampaikan sesuatu untuk mengungguli lawan bicaranya. Artinya dia bakal menyampaikan sebuah kesombongan. Ya nggak ? Anda tidak bakalan menemukan orang yang bilang : “Bukannya aku sombong, duitku cuma tinggal tiga ribu”. Tips 3 : Bilang tidak sombong = sombong banget. Logikanya, seorang yang low profile tidak pernah sekalipun mengatakan Bukannya saya sombong...


Saya satu kali kedatangan seorang yang ingin memberi barang saya tapi duitnya kurang. Karena gak kenal tidak saya layani. Tapi dia bilang : “Masak tidak percaya ? bla ... bla ... bla ...” sambil terus menunjukkan berbagai bukti transaksinya dengan orang lain. Dia tetap ngotot ingin diakui sebagai orang yang bisa dipercaya. Anda tentu sudah menduga akhirnya, dia tidak membayar sisanya. Tips 4 : Ngotot minta dipercaya = tidak bisa dipercaya. Seorang yang memang dipercaya akan sangat mudah menemukan orang yang mau meminjamkan uang padanya, buat apa repot-repot memaksa orang untuk percaya.


Saya pernah ngobrol dengan seorang pejabat yang sangat mungkin korupsi. Waktu saya tanya kemungkinannya dia terlibat korupsi, dia bilang : “Tolong beritahu saya bagaimana saya bisa korupsi? Itu fitnah”. Dan belum genap setahun pejabat itu dikerangkeng kejaksaan karena korupsi. Saya pikir sebodoh-bodohnya masyarakat tidak perlu mereka tahu pejabat itu korupsi apa tidak. Mereka cukup mengamati perubahan kekayaan yang dimiliki seorang pejabat. Dulunya kerja naik motor, baru dua tahun mobilnya jadi lima. Sama halnya yang bisa kita lihat dari pejabat publik lainnya. Berapa sih gaji kepala dinas, bupati, gubernur. Dalam lima tahun saja sudah punya kebun kelengkeng, rambutan, punya restoran, pom bensin dan lain-lain. Padahal mereka pasti sudah ditodongi sana-sini oleh partai dan underbownya. Belum lagi harus berbaik-baik aparat penegak hukum agar kasusnya tidak diotak-atik. Tips 5 : Ngotot ngaku nggak korupsi padahal duitnya menggunung dalam sekejap = koruptor.


Jadi kalau datang calon legislatif pada anda dan memberikan hadiah sebaiknya anda terima dan jangan pernah memilih dia. Logikanya sama dengan kasus orang yang minta dipercaya tadi. Semakin ngotot dia minta dipercaya semakin jauh dia dari sifat amanah. Karena kalau caleg itu memang bisa dipercaya tentu bakal dikenal banyak orang dan tidak susah lagi mencari dukungan. Kalau sikap sosialnya tinggi tentu dia akan punya akses luas di kalangan rakyat. Artinya probabilitasnya untuk terpilih makin besar. Sayangnya sebagian besar orang-orang terpercaya menjadi korban intrik politik dan sebagian lagi gak mau terlibat karena muak dengan dunia politik yang penuh intrik. Kesimpulannya semakin banyak iklan, baliho, poster yang ditempel berarti semakin ngotot caleg itu minta dipilih. Semakin ngotot dia minta dipilih semakin tak layak dia dipilih. Kira-kira begitu patokan yang saya gunakan untuk memilih.


Hanya saja teori kualikologi juga punya kelemahan mendasar. Semakin banyak kalimat yang saya tulis tentu serasa tulisan ini semakin ngotot ingin dipercaya. Dan kalau anda menggunakan teori kualikologi juga untuk membaca tulisan ini berarti semakin panjang tulisan maka semakin besar pula yang tidak dapat dipercaya. Buat apa saya lanjutkan ?

3 komentar:

Anonim 13 Maret, 2009 08:46  

cak, keno iku tayo seru nggedabruse. mari moco tulisane keno sing nang nggersik.com trus iki onok maneh kualikologi, ilmu opo maneh iki rek.
pancene keno iki tayo seru.

Saya ... 13 Maret, 2009 22:18  

Cak Ziegrusak, sak sajene eson yo ngirim tulisan iki nang nggersik dot com tapi koyoke mlebu golongan 'dak pantes' dadi yo dak mecungul.
Eson wis ndelok blog keno, tayo seru, jare wong sak iki "keren abis"
Rasane kepingin duwe koleksi banner kartun keno. Nek iso, nek kober karo nek karep. Suwun lho.

Anonim 13 Maret, 2009 23:03  

kakaka..cak, sakjange admine nggersikdotcom yo eson, podo ae.
sepurane cak, tulisane keno sing iki dak mencungul nang kono polae peraturane posting nang nggersikdotcom salah sijine yo iku, postingan dak oleh ndek posting nang nggon liyo, alias khususon sengojo posting nang kono tok, pe'e dak kewoco koyok "duplikat konten". kan iyo wis mencungul nang agregator.
nek soal banner, sik tak owah-owah titik polae sing lawas mbiyen dak ono tulisane nggersikdotcom, suwun cak.

Powered By Blogger

  © Blogger template 'Grease' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP