22 Juni 2009

KEBELET

Saya tidak bisa menyalahkan Anda kalau berpikiran tentang 'ke belakang' saat mendengar kata kebelet. Apalagi ditulis oleh orang yang dikenal sebagai blogger taek karena telah menulis soal taek dengan vulgar. Jelas sebuah paduan yang mengarah pada titik yang jelas, jorok.

Tapi saya ingatkan kalau tulisan ini benar-benar tidak ada apa-apanya, karena saya tidak punya niatan menulis apa-apa. Jadi untuk apa Anda melanjutkan membaca? Tapi Andapun tidak harus merasa bersalah kalau melanjutkan membaca.

Saya bersyukur karena anda masih mau membaca. Dan ini membuktikan bahwa ilmu kualikologi yang pernah saya tulis di blog saya makin terbukti. Artinya kalau orang diberitahu bahwa tulisan ini tidak ada apa-apanya justru makin penasaran. Justru makin dibaca.

Inilah keanehan yang meresap pada insting manusia. Tapi diakhir tulisan Anda akan menemukan maksud tulisan saya ini. Sungguh, ini janji saya di samping janji saya tentang tidak ada apa-apanya tadi.

Yang menggelitik saya justru bagaimana reaksi Anda setelah tahu bahwa tulisan ini benar-benar tidak ada apa-apanya. Reaksi paling ringan yang mungkin saya dapatkan adalah misuh-misuh. Yang paling berat saya gak bisa memprediksi karena bisa saja sangat fatal. Tapi saya berharap hanya sampai misuh-misuh saja karena saya sudah siap dipisuhi sejak mulai menulis posting ini.

Sampai di sini mungkin Anda bertanya apa yang dimaksudkan dengan tidak ada apa-apanya dari tulisan ini dan kenapa saya beri judul kebelet?

Mungkin Anda pernah mengenal kalimat "Adanya ada, adanya tidak ada". Artinya timbulnya kata ada karena kita bisa membedakan dengan tidak ada alias kosong. Jadi kalau tidak ada ada mungkin kita tidak mengenal tidak ada. Sebaliknya tidak adanya tidak ada jelas tidak bakal melahirkan kata ada.

Jadi menurut Anda apakah setelah membaca kata sampai dengan 270 kata ini Anda merasa tulisan ini ada artinya bagi Anda? Atau sebaliknya justru tidak ada manfaatnya? Tapi saya kan sudah bilang kalau tulisan ini gak ada apa-apanya, saya cuma ingin tahu bagaimana menulis yang tidak ada apa-apanya tapi tetap dibaca orang. Buktinya Anda tetap saja membaca bahkan sampai dengan kata ke-322 ini.

Soal kebelet? Saya cuma kebelet nulis aja. Nah gak ada apa-apanya kan? Dibilangi kok gak percaya, dasar bego lu!

16 Mei 2009

Toloo……………oong

Tulisan ini terus terang terinspirasi tulisan cak Ibnuanshari soal Bermain keyword Rani Juliani yang menghasilkan prestasi peringkat search di halaman 1. Ini tentu sebuah kebanggaan atas prestasi dalam mengolah blog dengan keyword yang bakal ‘dijujug’ oleh search engine. Kepiawaian cak Ibnuanshari dalam mengotak-atik keyword menghasilkan kunjungan yang berlipat. Sekalipun Cak Ibnuanshari memanfaatkan kecerobohan dan kesalahan tulis para netter tetaplah ini sebuah prestasi yang patut diacungi jempol.

Saya sendiri “gak dong” dengan search engine soalnya baru sebulan ini saya memulai bikin blog. Entah kenapa saya terusik dengan tulisan cak Ibnuanshari karena saya mendapati My Audio Beat, blog saya secara tidak sengaja menempati halaman 1 untuk beberapa keyword.

Saya berpikir persoalan peringkat search engine bukan cuma persoalan keyword. Saya melihat keywordpun punya peringkat. Artinya kalau blog anda membahas kuliner dan keyword anda fokuskan pada kuliner tentu akan punya persaingan yang dahsyat karena harus berkompetisi dengan kata kuliner seantero nusantara. Kalau blog anda dalam bahasa Inggris dan memasang food sebagai keyword tentu keyword Anda bakal bertarung dengan keyword food sejagad virtual ini.

Kalau blog Anda fokus pada “kuliner Gresik” maka pertarungan jadi sebatas tingkat kabupaten, artinya kemungkinan blog anda nangkring di posisi halaman 1 search engine makin besar. Apalagi kalau blog itu mengkhususkan diri membahas “Sego Roomo” maka probabilitas merajai halaman 1 search engine menjadi makin besar. Kalau tidak salah ini yang disebut relung spesifik search engine. Tapi terus siapa yang mau bersusah-payah mencari kata “sego roomo” di internet? Itulah masalahnya.

Jadi diperlukan kemampuan mengkombinasikan antara popular keyword dengan keyword search demand. My audio beat saya sebagian besar mumbul di halaman 1 search engine pada keyword : How to make a acoustic room, building an audio room, how to beat an acoustic treated room, build audio room, how to build arcoustic speaker, acoustic audio room, what are the differences between processing analogue and digital audio signal, karaoke room acoustic, analogue signal for speaker. Bahkan di Yahoo Search netter yang search dengan keyword audio cable interface with coil kesasar ke blog saya karena menempati halaman 1 Yahoo.com.

Tapi terus saya jadi bingung bagaimana memanfaatkan hasil search engine ini untuk optimasi blog saya? Belum lagi kecurigaan saya bahwa yang search malah kompetitor. Atau mereka yang gambarnya tak pasang di blog saya? Apakah saya bakal terus berkutat pada fokus yang sama atau sebaiknya mengikuti trend keyword demand dan menulis tentang hal-hal yang di luar relung blog saya? Tolong teman-teman blogger Nggersik membantu saya meski Cuma usulan bagaimana seharusnya yang saya lakukan. Sekedar info, menurut google analytics, 72.5% referral ke blog saya berasal dari search engine.




28 Maret 2009

Pelukis Masmundari Meninggal Dunia


Dari Press Release Manager Mbah Masmundari pada hari meninggalnya.

Kesuksesan pameran di Bentara Budaya Jakarta Maret lalu menjadi kenangan terakhir bagi keluarga Mbah Masmundari. Di kediamannya yang sederhana di Jl. Gubernur Suryo VII/41B Gresik Sabtu 24 Desember 2005 Masmundari meninggal dunia pukul 17.22 WIB. Pelukis yang berumur lebih dari seratus tahun itu meninggalkan seorang anak, 5 orang cucu dan 2 orang cicit. Sejak kembali dari rumah sakit tanggal 13 Desember 2005 lalu pelukis yang sempat tampil di acara Maestro edisi Juli 2005 itu kondisinya semakin melemah. “Sejak sore memang kondisinya sudah semakin lemah, frekweksi nafasnya semakin jarang dan akhirnya meninggal jam 17.22”, kata Nur Samaji, 26 tahun, cucunya.

Masmundari sempat dirawat di Rumah Sakit Bunder sejak tanggal 3 Desember 2005 lalu karena terjepitnya syaraf selangkangan. “Sebenarnya keluarga sempat tidak mau Mbah dioperasi tapi kata dokter organ yang terjepit akan berbahaya karena dikhawatirkan membusuk maka keluarga sepakat menyetujui”, kata Nur Samaji, 26 tahun, cucunya. Tapi sepulang dari rumah sakit Masmundari hanya mampu tergeletak di kasur rumahnya. Keluhan yang sering disampaikan adalah kerongkongannya yang sakit hingga tidak mampu dipakai menelan. “Waktu mau dioperasi lewat hidung Mbah dipasang selang oleh dokter, saya tidak tahu apa terjadi luka di kerongkongan karena pemasang itu atau apa kok tiap hari mengeluh sakit di kerongkongan”, tutur Rokayah, putri satu-satunya Masmundari. Jadi praktis Masmundari tidak mampu menelan mkanan sejak keluar dari Rumah Sakit. “Dua hari sebelum meninggal keluarganya sudah menyampaikan ke RS tentang keluhan sakit kerongkongan itu sekaligus meminta pencabutan benang operasi tapi pihak RS meminta Masmundari dibawa ke RS tentu saja keluarga kesulitan karena kondisi Mbah yang sudah begitu lemah”, kata Syaikhu, manajer sekaligus orang dekat keluarganya. “Jadi atas nama keluarga kami mohon maaf atas kesalahan Mbah kepada seluruh masyarakat semoga segala amal kebaikannya diterima di sisinya”,ujasr Syaikhu menutup perbincangan.



DAFTAR PENGHARGAAN :

  • Piagam Penghargaan dari Bupati Gresik sebagai Seniman Berprestasi Nasional tahun 1991
  • Penghargaan Seni 1991 dari Tugu Park Foundation
  • Kartini Award dari Radison Plaza Suite Hotel tahun 1996
  • Penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Imam Utomo sebagai Seniman Kreator Bidang Seni Rupa tahun 2002

DAFTAR PAMERAN TUNGGAL :

  • Pameran Perdana di Bentara Budaya Jakarta tanggal 10 November 1987
  • Pameran di Dewan Kesenian Surabaya tahun 1988
  • Pameran di Hotel Hyatt Surabaya tanggal 11 – 15 Mei 1990
  • Pameran Kerajinan Indonesia di Balai Sidang Senayan Jakarta tanggal 23 Mei s/d 1 Juni 1991
  • Pameran di Tugu Park Malang tanggal 28 – 31 Desember 1991
  • Pameran di Mirama Hotel Surabaya tanggal 3 Juni 1996
  • Pameran di Hotel Radison Plaza Suite Surabaya tahun 1996
  • Pameran di Gedung Pertamina Surabaya tahun 2000
  • Pameran Seabad Masmundari di Bentara Budaya Jakarta 17 – 26 Maret 2005

14 Maret 2009

Masmundari Tidak Ngawur



Saya dan Anda yang bukan pelukis atau yang ngerti lukisan mungkin bingung melihat lukisan Damar Kurung. Sebuah lukisan yang dihasilkan seorang pelukis berumur 100 tahun lebih tapi coretan yang dihasilkan lebih mirip lukisan anak-anak. Warna yang digunakan juga warna dasar khas anak-anak, kuning, merah, hijau dll. 
Belum lagi kalau melihat beberapa elemen lukisannya yang aneh dan mbingungi. Ada gambar anak naik sepeda tapi di langit atau bandeng yang bertumpuk-tumpuk sampai setinggi orang. Atau dremulen alias komedi putar, orang yang paling atas digambar duduk dengan kursi dan badannya terbalik. Jadi kepalanya di bawah. Atau macam-macam lainnya.
Seperti yang saya bilang Mbah Masmundari tidak ngawur dan bukan pelukis kampungan. Mbah melukis dengan konsistensi tinggi terhadap style, aliran dan pakem damar kurung yang orisinil. Sejatinya damar kurung itu adalah warisan budaya seni lukis yang bener-bener berakar dari jaman baheula. Jaman di mana orang membuat candi. Kalau Anda sudi melototi batu di relief dinding candi tentu bakal menemukan karakter yang sama dengan damar kurung. Teknik melukisnya tidak jauh beda. Anda bakal menemukan orang yg digambar di awang-awang, miring, terbalik dan lain-lain.
Seperti komentar Jakop Soemardjo, budayawan dan staf pengajar Pendidikan Pasca Sarjana Fakultas Senirupa dan Desain ITB : “Dengan singkat, gambar-gambar damarkurung Masmundari mengandung rekaman budaya Indonesia sejak prasejarah sampai zaman Islam di Jawa. Karya-karya Masmundari adalah fosil budaya”.
Dalam bagian lain Jakop juga mengungkapkan bahwa hanya didapatkan seorang pelukis saja yang tersisa (Masmundari –red). Ini juga merupakan suatu keajaiban. Masmundari tentulah salah satu keturunan dari nenek moyang warga Mojopahit.
Damar kurung itu dulunya memang merupakan kerajinan lampion berbentuk nyaris kubus dari bahan kerangka bambu dan ditutup kertas. Lampion ini memang dipakai sebagai mainan anak-anak waktu bulan puasa. Makanya dijual pada saat orang-orang berziarah makam di awal bulan ramadlan. Di nggersik ritual ini dinamai padusan bukan megengan. Yang berakar dari kata adus, dimaksudkan untuk menandai kegiatan mandi yang dilakukan untuk membersihkan diri menghadapi bulan Ramadlan. Kalau megengan saya dak ngerti, metengan ngerti.
Damar Kurung dulunya dijual di dua tempat. Satu di pintu masuk Makam Umum Telogo Pojok, satunya di perempatan menuju pelabuhan. Namun akhir-akhir ini hanya di jual di pintu makam.
Damar berarti lampu dan kurung berarti selubung. Tapi kurungan yang dibuat menutupi lampu tadi dilukis dengan warna-warna menarik. Tema lukisannya berkisar kegiatan ramadlan seperti tarawih, tadarus, pasar bandeng dan idul fitri.
Damar kurung terdiri dari 4 sisi kubus, kanan, kiri, depan dan belakang. Masing-masing sisi terbagi dalam dua atau tiga segment dari atas ke bawah. Masing-masing segment menyajikan cerita yang berbeda tapi dalam satu sisi punya tema dasar yang sama.
Damar kurung juga terbagi menjadi 2 jenis tema lukisan. Yang pertama jenis lukisan sakral. Yakni lukisan yang menceritakan legenda, upacara adat, upacara keagamaan atau jenis ritualitas lainnya. Yang kedua jenis profan. Yaitu lukisan yang menceritakan kehidupan sehari-hari. Seperti lukisan yang berjudul Tujuhbelasan, Pasar Bandeng, Mbok Omah Melu KB, Proyek, dll.
Cara membaca kedua jenis lukisan ini berbeda. Tapi kalau semua saya tulis disini bisa penuh page ini, kasihan yang lain. Jare wong nggersik : Kok nyimut. Tunggu bae sampek lumuten.

05 Maret 2009

Kualikologi, cara mudah memilih caleg

Di dunia ini banyak hal yang serba terbalik. Orang Malang tiap hari ke Surabaya untuk bekerja padahal tidak sedikit orang Surabaya yang wira-wiri ke Malang juga untuk bekerja. Perempuan lebih berani buka aurat dibanding laki-laki, berani pakai celana model laki-laki padahal laki-laki gak berani pakai rok kecuali dalam kasus khusus. Padahal manusia sejagat sepakat laki-laki lebih berani dibanding perempuan. Pejabat yang semestinya melayani rakyat sebagai orang yang membayar gajinya terbalik menjadi orang yang minta dilayani rakyatnya.


Dari berbagai kasus keterbalikan (kualik-bhs. Jawa) ini lahirlah ilmu rekaan yang dinamai kualikologi. Ilmu yang mempelajari terjadinya kondisi terbalik dari sebuah citra (imej) dibanding kenyataan (fakta). Seperti yang pernah ditulis Gunawan Muhammad mengutip Milan Kundera dalam catatan pinggirnya tentang imagologi. Bahwa Kenyataan lebih kuat ketimbang ideologi dan imagologi lebih kuat ketimbang kenyataan.


Kita mengenal peribahasa “tong kosong nyaring bunyinya” maka itulah salah satu aplikasi teori ini. Gampangnya begini, kalau ada orang yang nyata-nyata bilang dirinya pinter entah agar orang lain percaya dia pinter atau ingin mengecilkan kepintaran orang lain. Maka sesungguhnya dia belum pinter. Logikanya, seorang yang memang bener pinter dia tidak akan membutuhkan pengakuan orang lain kalau dia pinter. Karena kebutuhan untuk diakui sebagai orang pinter itu merupakan sebuah kebodohan bagi orang pinter. Lagi pula orang yang ingin dianggap pinter secara implisit sudah mengakui kalau dia belum pinter karena masih ingin diakui. Tips 1 : Orang yang mengaku pinter = belum pinter. Jadi, apa yang anda bayangkan kalau ada orang yang menuliskan namanya besar-besar di pinggir jalan saat dia lulus pasca sarjana ?


Saya punya teman yang dulunya ngotot bilang kalau Gold Quest itu hebat dan bisa bikin orang jadi kaya mendadak. Cukup dengan modal kecil, dalam sebulan jadi dua kali lipat. Dia meyakinkan saya tidak Cuma dengan ucapan tapi membuktikan dengan testimoni teman-teman downline-nya. Tapi karena gak pernah percaya teori Automatic Money Klooning maka saya minta maaf gak ikut. Anda tahu akhirnya ? Teman saya tadi akhirnya menjual semua barang miliknya termasuk mobil untuk nomboki setelah kasusnya dibongkar polisi. Tips 2 : Mau kaya mendadak = nyaris miskin. Penjelasannya begini : dalam bidang bisnis profit margin pasti sangat terbatas karena persaingan. Semua bentuk bisnis tidak bakal bisa mencapai keuntungan yang fantastis. Apalagi transaksi yang tidak konkrit. Jadi kalau anda dapat undangan untuk mengambil hadiah disertai dengan iming-iming : “Tanpa syarat apapun” berarti anda bakal tertipu banyak syarat.


Kalau anda mendengar seseorang yang bilang : “Bukannya aku sombong, .....” hampir bisa dipastikan kalau dia bakal menyampaikan sesuatu untuk mengungguli lawan bicaranya. Artinya dia bakal menyampaikan sebuah kesombongan. Ya nggak ? Anda tidak bakalan menemukan orang yang bilang : “Bukannya aku sombong, duitku cuma tinggal tiga ribu”. Tips 3 : Bilang tidak sombong = sombong banget. Logikanya, seorang yang low profile tidak pernah sekalipun mengatakan Bukannya saya sombong...


Saya satu kali kedatangan seorang yang ingin memberi barang saya tapi duitnya kurang. Karena gak kenal tidak saya layani. Tapi dia bilang : “Masak tidak percaya ? bla ... bla ... bla ...” sambil terus menunjukkan berbagai bukti transaksinya dengan orang lain. Dia tetap ngotot ingin diakui sebagai orang yang bisa dipercaya. Anda tentu sudah menduga akhirnya, dia tidak membayar sisanya. Tips 4 : Ngotot minta dipercaya = tidak bisa dipercaya. Seorang yang memang dipercaya akan sangat mudah menemukan orang yang mau meminjamkan uang padanya, buat apa repot-repot memaksa orang untuk percaya.


Saya pernah ngobrol dengan seorang pejabat yang sangat mungkin korupsi. Waktu saya tanya kemungkinannya dia terlibat korupsi, dia bilang : “Tolong beritahu saya bagaimana saya bisa korupsi? Itu fitnah”. Dan belum genap setahun pejabat itu dikerangkeng kejaksaan karena korupsi. Saya pikir sebodoh-bodohnya masyarakat tidak perlu mereka tahu pejabat itu korupsi apa tidak. Mereka cukup mengamati perubahan kekayaan yang dimiliki seorang pejabat. Dulunya kerja naik motor, baru dua tahun mobilnya jadi lima. Sama halnya yang bisa kita lihat dari pejabat publik lainnya. Berapa sih gaji kepala dinas, bupati, gubernur. Dalam lima tahun saja sudah punya kebun kelengkeng, rambutan, punya restoran, pom bensin dan lain-lain. Padahal mereka pasti sudah ditodongi sana-sini oleh partai dan underbownya. Belum lagi harus berbaik-baik aparat penegak hukum agar kasusnya tidak diotak-atik. Tips 5 : Ngotot ngaku nggak korupsi padahal duitnya menggunung dalam sekejap = koruptor.


Jadi kalau datang calon legislatif pada anda dan memberikan hadiah sebaiknya anda terima dan jangan pernah memilih dia. Logikanya sama dengan kasus orang yang minta dipercaya tadi. Semakin ngotot dia minta dipercaya semakin jauh dia dari sifat amanah. Karena kalau caleg itu memang bisa dipercaya tentu bakal dikenal banyak orang dan tidak susah lagi mencari dukungan. Kalau sikap sosialnya tinggi tentu dia akan punya akses luas di kalangan rakyat. Artinya probabilitasnya untuk terpilih makin besar. Sayangnya sebagian besar orang-orang terpercaya menjadi korban intrik politik dan sebagian lagi gak mau terlibat karena muak dengan dunia politik yang penuh intrik. Kesimpulannya semakin banyak iklan, baliho, poster yang ditempel berarti semakin ngotot caleg itu minta dipilih. Semakin ngotot dia minta dipilih semakin tak layak dia dipilih. Kira-kira begitu patokan yang saya gunakan untuk memilih.


Hanya saja teori kualikologi juga punya kelemahan mendasar. Semakin banyak kalimat yang saya tulis tentu serasa tulisan ini semakin ngotot ingin dipercaya. Dan kalau anda menggunakan teori kualikologi juga untuk membaca tulisan ini berarti semakin panjang tulisan maka semakin besar pula yang tidak dapat dipercaya. Buat apa saya lanjutkan ?

Powered By Blogger

  © Blogger template 'Grease' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP